Last sunset

Tentu saja harus ada yang disalahkan akan hatiku yang patah ini. Dan posisi itu, kuberikan padamu. Tidak ada lagi yang lebih pantas untuk kusalahkan selain dirimu.

Kau lihat? Kini aku membencimu dari sumsum tulangku. Aku membencimu sampai titik dimana aku benar-benar ingin marah pada dunia. Padamu, yang dulunya adalah duniaku.

Aku benci hingga aku tidak bisa bahkan untuk melihat batang hidungmu ataupun suara dari nafasmu.

Aku. Membencimu. Sebesar itu.

Kini kau adalah sunset yang kuharap tidak muncul lagi lewat sunrise esok hari.

Leave a comment